Tanda-Tanda Kultusisme (Ajaran Sesat)

Ditulis oleh :   Zac Poonen Kategori :   Gereja Religius atau Spiritual
Article Body: 

"Janganlah kamu biarkan kemenangan-mu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepad malaikat, ... sedan ia tidak berpegang teguh kepada Kepala , dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi,menerima pertumbuhan ilahinya."( Kolose 2:18,19 ).

"yang menempuh jalan yang tidak baik dan mengikuti rancanganya sendiri , yang berkata, 'Menjaulah janganalah meraba aku, nanti engakau menjadi kudus olehku"( Yesaya 65:2 , 5 ).

"Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka. Sebab itu berjaga-jaga"( Kisah Para Rasul 20:30 , 31 ).

Menjadi kultus berarti berbakti kepada seseorang atau pada ajaran selain Tuhan Yesus Kristus. Itu adalah membuat kemah untuk 'Elia' dan 'Musa' bersama dengan satu untuk Tuhan juga. Ini selalu membawa awan yang menyembunyikan kehadiran Tuhan. Kehendak Tuhan adalah agar hidup kita berpusat pada YESUS SAJA.( Matius 17:1-8 ).

Hari -hari akhir zaman akan melihat peningkatan kultus /pengajaran sesat dalam Dunia kekristenan. Banyak yang akan menjadi korban hal ini, karena mereka akan menyembah para utusan Tuhan daripada memiliki hubungan pribadi yang dekat dengan Kristus Kepala. Agar diselamatkan dari bahaya ini, ada baiknya mengetahui beberapa ciri-ciri kultusisme, sehingga kita selalu waspada terhadapnya setiap waktu. Kita tidak perlu menghakimi orang lain apakah mereka kultus atau tidak. Tapi kita bisa menilai diri kita sendiri.

Ada perbedaan antara menjadi bagian dari kultus dan menjadi kultus. Mungkin bagi saudara untuk berada di gereja di mana semua ajaran pada dasarnya adalah alkitabiah, dan para pemimpin semuanya adalah hamba-hamba tuhan, namun tetap sikap saudara terhadap pemimpin saudara, kelompok saudara dan terhadap jemaat-jemaat lainnya di gereja lain menjadi kultus. Kultusisme terlihat, tidak hanya dalam ajaran yang salah, tetapi juga dalam sikap yang salah. Mereka yang benar dalam ajaran mereka dan jujur dalam hidup mereka seringkali tidak menyadari kultus yang mungkin ada dalam sikap mereka.

(1) Kristus Ditambah Manusia Lain

Ciri utama kultusisme adalah bahwa ia memiliki seorang pemimpin (biasanya pendiri kelompok) yang sangat dihormati sehingga hidupnya dianggap sempurna dan ajarannya sederajat dengan Firman Tuhan. Roh Kudus menyebut orang-orang Yahudi di Berea "berpikiran mulia", karena "mereka menyelidiki Kitab Suci setiap hari" untuk memeriksa apakah ajaran Paulus sesuai dengan Kitab Suci. Paulus adalah seorang rasul yang hebat. Tetapi bahkan ajarannya perlu diperiksa dengan Kitab Suci, untuk melihat apakah benar demikian (Kisah Para Rasul 17:11 ). Alkitab mengatakan bahwa bahkan ketika para nabi berbicara dalam sebuah pertemuan, "yang lain harus menanggapi apa yang mereka katakan" ( 1 Korintus 14:29 ). Apa yang harus katakan orang lain? Seperti yang diselidiki orang Berea - apakah yang dikatakan oleh para nabi didasarkan pada Firman Tuhan atau tidak. Ini adalah perlindungan terbesar terhadap kultusisme.

Namun, penganut kultus sangat menghormati pemimpin mereka sehingga mereka menerima semua yang dia ajarkan tanpa memeriksa untuk melihat apakah itu mendasarkan alkitabiah. Mereka tidak berpikiran mulia seperti orang Berea. Dalam kelompok kultus / pemujaan, setelah kematian pendirinya, seorang penerus biasanya mengambil alih kepemimpinan dan dia kemudian diakui sebagai ketua kelompok. Semua anggota kelompok diharapkan untuk mengakui pemimpin mereka saat ini sebagai yang terbesar dari semua manusia Tuhan yang hidup.

Hasil dari sikap seperti itu mengarah pada penyerahan yang tidak perlu dipertanyakan lagi pada yang berwewenang dan pengajaran pemimpin semacam itu. Otoritasnya atas semua anggota kelompok sama nayatanya dengan Paus dan kata-katanya adalah hukum.

Dalam banyak kelompok pemujaan, jika pemimpin memiliki seorang anak laki-laki, ia secara bertahap dilatih untuk mengambil alih beberapa tanggung jawab kepemimpinan dalam kelompok tersebut. Semua anggota kelompok kemudian secara bertahap mulai menghormati sang putra sama seperti mereka menghormati sang ayah.

(2) Alkitab Ditambah Buku Lain

Tanda kedua dari kultus adalah bahwa ia memiliki satu buku selain Alkitab (biasanya ditulis oleh pemimpin kelompok), yang dianggap untuk semua tujuan praktis, sama sempurnanya dengan Alkitab itu sendiri. Banyak kelompok kultus mungkin menyangkal bahwa mereka memberikan tempat seperti itu pada tulisan-tulisan pendiri mereka. Tetapi sikap mereka terhadap satu buku itu menunjukkan bahwa mereka menempatkannya pada kesederajataan dengan Alkitab. Tindakan mereka berbicara lebih keras daripada kata-kata mereka.

Pada tahap awal pembentukan kelompok pemujaan, mungkin terdapat banyak ketulusan dan pengabdian kepada Tuhan. Dalam beberapa kasus, pendirinya sendiri mungkin adalah orang yang saleh. Tetapi biasanya pada suatu saat nanti, para pengikut pendiri menyusun tulisan dan ajarannya ke dalam sistem ajaran yang terorganisir yang diberi wewenang yang sama dengan Alkitab itu sendiri.

Pendapat pribadi pendiri dengan demikian menjadi Firman Tuhan bagi para pengikutnya. Di mana pendirinya adalah orang yang saleh, dia tidak akan pernah mengizinkan hal seperti itu terjadi selama hidupnya. Namun jika pendirinya bukan hamba Tuhan, maka ia akan menyatakan wewenang Ilahi atas perkataannya selama hidupnya sendiri. Anggota kelompok kultus akan membaca dan membaca ulang dan membaca kembali satu buku yang ditulis oleh pendiri. Banyak dari mereka akan membawa buku itu ke mana pun mereka pergi, dan mengutipnya bahkan dalam pertemuan mereka, dengan otoritas yang sama dengan yang mereka kutip dari Alkitab. Jika kitab itu menerjemahkan ayat apa pun, atau menjelaskan ajaran apa pun dengan cara tertentu, maka itulah satu-satunya pengertian yang mungkin diharapkan dimiliki oleh para anggota kelompok tentang ayat itu dan ajaran itu.

Membaca buku semacam itu secara terus-menerus mencuci otak pikiran orang percaya pemuja , sehingga ia secara bertahap mulai menerjemahkan Firman Tuhan hanya dengan cara yang diterjemahkan dalam buku ITU. Dengan demikian, karena kondisi pikirannya, dia menjadi tidak mampu menerima cahaya yang segar dari Roh di banyak bagian Kitab Suci - karena setiap kali ia membaca bagian-bagian tersebut, dia memutuskan telah apa artinya. Dengan demikian pikirannya disusun selamanya, di luar jangkauan Roh.

Ini mirip dengan cara para imam Katolik Roma juga mengajarkan kepada para pengikut mereka bahwa Alkitab harus diterjemahkan hanya dengan cara para ahli ilmu agama Katolik Roma menerjemahkannya. Pertanyaan apa pun tentang ajaran-ajaran kelompok atau ajaran-ajaran para pemimpin sama sekali tidak disarankan.

(3) Eksklusivitas Dalam Persekutuan

Tanda ketiga dari kultusisme adalah eksklusivitas dalam persekutuan. Orang percaya yang berpikiran kultus merasa bahwa persekutuan dengan orang percaya lain yang lahir baru di luar kelompok mereka sendiri memiliki sedikit atau tidak ada nilai rohani. Oleh karena itu, sebuah kelompok kultus akan mencegah saudara untuk melakukan hubungan di luar kelompok mereka kecuali untuk mempengrahui menjadi anggota kelompok mereka. Kelompok seperti itu biasanya menganggap dirinya sebagai satu-satunya gereja yang benar dan percaya bahwa semua orang yang termasuk Mempelai Kristus nantinya akan menemukan jalan mereka untuk mereka. Kesombongan mereka benar-benar tak terbayangkan!!!

Eksklusivitas seperti itu dalam persekutuan, selalu mengubah banyak penganut kultus menjadi sok agama dan menurut hukum orang Farisi. "Wawasan lebih unggul" ke dalam Firman Tuhan yang mereka menyatakanmemiliki, mengembangkan di dalamnya sikap "Kita" dan "Mereka" yang angkuh terhadap semua orang percaya lainnya. Orang-orang percaya yang kultus seperti itu biasanya sama sekali tidak menyadari Farisiisme mereka, dan akan menganggap diri mereka sebagai pengikut Yesus yang benar-benar berbakti dan rendah hati!!. Begitulah kekuatan pikiran manusia untuk menipu dirinya sendiri !! Namun orang lain di luar kelompok mereka melihat Farisiisme mereka dengan jelas.

Kekudusan setia adalah hasil dari kasih karunia Tuhan (seperti yang dijelaskan dengan sangat jelas didalam

Roma 6:14 ). Dan Tuhan memberikan kasih karunia-Nya hanya kepada yang rendah hati ( 1 Pet.5:5 ). Oleh karena itu khas utama dari kekudusan kesetiaan haruslah KERENDAHAN HATI. Di mana kekurangaan kerendahan hati, 'kekudusan' yang mungkin tampak dimiliki oleh para pemuja hanya akan menjadi kebenaran Hukum (dihasilkan oleh upaya manusia). Inilah alasan mengapa kebanyakan pemuja cenderung membanggakan 'kehidupan suci' dan 'rumah suci' mereka. Jika 'kekudusan' mereka adalah hasil dari kasih anugerah Tuhan, mereka tidak mungkin angkuh akan hal itu.

Penganut kultus biasanya hanya membaca buku-buku yang ditulis oleh para pemimpin kelompok mereka sendiri. Majalah mereka akan memiliki undang-undang yang hanya ditulis oleh anggota kelompok mereka sendiri. Sebagian besar kelompok kultus akan memperingatkan saudara dengan pendapat yang dipertahankan dengan kokoh untuk tidak membaca bahan bacaan yang ditulis oleh orang percaya lainnya - karena dalam pendapatan mereka, kekristenan belum pernah melihat orang saleh lainnya sejak zaman para rasul, selain para pemimpin kelompok mereka sendiri!! Begitulah daya kuasakultusisme untuk menipu orang!

Penganut kultus hanya akan menyanyikan lagu-lagu yang ditulis oleh anggota kelompok mereka sendiri. Buku lagu mereka hanya akan berisi lagu-lagu seperti itu. Lagu penyemabahn /pujian lain akan dianggap memiliki roh yang salah dan oleh itu berbahaya!! Dengan demikian kelompok-kelompok kultus mempertahankan anggota mereka di dalam kepompong buatan mereka, membuat mereka sama sekali tidak mengetahui apa yang telah Tuhan lakukan melalui hamba-hamba Tuhan yang lainnya di abad-abad lain, atau bahkan melalui hamba-hamba Tuhan lainnya di gereja-gereja Kristen lain di zaman mereka sendiri.

Ketika seseorang hidup dalam pengasian dari jemaat yang takut akan Tuhan ,mudah untuk kehilangan hubungan dengan kenyataan dan mulai hidup di dunia penipuan dan kesombongan diri.

Jika kita memotong bahkan satu anak Tuhan, yang telah diterima Bapa Surgawi kita, dari lingkaran persekutuan kita, untuk alasan apa pun, kitalah yang akan berdiri untuk kalah - karena Tuhan telah menetapkan bahwa hanya "bersama dengan SEMUA orang kudus bahwa kita dapat memahami kasih Kristus" dan mencapai "kepenuhan Tuhan" ( Efesus 3:18 , 19 ).

Ini bukan untuk mendorong gerakan ekumenisme atau kompromi. Kita mungkin tidak dapat bekerja sama dengan banyak orang percaya yang berada dalam jarigan Babel. Kita tidak boleh berurusan dengan jarigan seperti itu, dan harus selalu mendorong orang percaya untuk keluar dari kelompok-kelompok seperti itu ( Wahyu 18:4 ). Tetapi hati kita harus selalu terbuka untuk bersekutu dengan semua murid Yesus yang takut akan Tuhan. Jika Tuhan kita sendiri telah menerima seseorang, apa hak kita untuk menolaknya, bahkan jika dia tidak setuju dengan kita ( Lukas 9:49,50 )?

Paulus dan Barnabas adalah contoh yang baik tentang bagaimana mungkin untuk bersekutu bersama sebagai perseorangan, tanpa harus bekerja sama dalam tim yang sama ( Kisah Para Rasul 15:36-41 ). Mereka sangat berlawanan terhadap suatu masalah dan melihat mustahil untuk bekerja sama lagi. Namun mereka tidak memutuskan persekutuan satu sama lain atau saling membenci atau memanggil nama Jika mereka melakukan salah satu dari ini, maka mereka akan menjadi pemuja. Tetapi mereka saling mengasihi dan bekerja secara terpisah, dan tidak diragukan lagi saling mendoakan. Kutlus menganggap pengaturan seperti itu tidak mungkin. Mereka hanya dapat bersekutu dengan mereka yang benar-benar tunduk kepada mereka.

(4) Tidak Ada Beban Untuk Penginjilan

Tanda keempat dari kultus adalah bahwa tidak ada beban untuk membawa Injil kepada orang-orang yang belum bertobat di dunia.

Meskipun mungkin ada beberapa kelompok kultus yang terlibat dalam penginjilan dengan jumlah terbatas di antara orang-orang kafir, secara umum, kebanyakan peganut kultus hanya bekerja di antara orang-orang Kristen sahaja. Mereka tidak memiliki kerinduan untuk memberitakan Injil kepada setiap makhluk, seperti yang diperintahkan oleh Yesus ( Markus 16:15 ). Sebaliknya, mereka hanya mengutamakan memuridkan kelompok mereka sendiri dari antara orang-orang percaya yang lain.

Karena kelompok kultus biasanya merupakan persekutuan yang sangat erat, banyak orang percaya menemukan keamanan di dalam kelompok mereka. Mereka yang berada dalam kelompok kultus saling peduli, saling membantu dan sangat baik satu sama lain dalam banyak hal. Orang- orang Kristen yang tidak aman, yang kecewa dengan kekristenan tanpa kasih yang mereka temui, dan yang sekarang mencari keamanan dan penerimaan, bukan di dalam Tuhan, tetapi dalam komunitas orang percaya, sering tertarik pada kelompok-kelompok ini untuk menemukan cinta dan persekutuan di dalamnya. Namun mereka biasanya tidak menyadari bahaya yang akan mereka hadapi di kemudian hari dalam kehidupan Kristentan mereka, dengan menjadi Orang-orang percaya kultus akan memberikan banyak perhatian dan kasih sayang kepada 'kontak' baru, sehingga membuatnya menjadi bagian integral /utuh dari kelompok mereka. Mereka tahu bahwa begitu dia bergabung dengan mereka, anggota baru secara bertahap akan menerima semua ajaran mereka, termasuk "wewenang Ilahi" dari pemimpin mereka. Setelah beberapa tahun dalam kelompok seperti itu, kebanyakan orang percaya bahkan tidak akan mempertimbangkan untuk meninggalkan kelompok itu, karena takut ditinggal sendirian dan diasingi. Ketakutan ini ditambah dengan pemikiran bahwa mereka mungkin "murtad dari gereja yang benar" memastikan bahwa orang-orang percaya pemujaan yang berpikiran lemah terjebak seumur hidup. Orang percaya kultus biasanya tidak akan melakukan pengorbanan yang telah dilakukan misionaris yang takut akan Tuhan selama berabad-abad, untuk hidup dalam kondisi serdehana di tengah-tengah orang kafir selama bertahun-tahun, untuk membawa mereka kepada Kristus. Para pemuja biasanya berbicara gampang tentang pekerjaan misionaris - tentu saja demikian, karena pekerjaan misionaris seperti itu sulit untuk dilakukan!!

Pengkhotbah kultus , jika mereka pergi ke negara kafir, biasanya akan melakukannya hanya sebagai pengkhotbah yang berkunjung. Mereka lebih memilih cara yang mudah untuk menunjuk perwakilan setempat di negeri-negeri kafir yang mereka kunjungi, untuk memajukan pekerjaan kelompok mereka di wilayah itu dan untuk mengatur pertemuan bagi mereka selama kunjungan tahunan mereka. Sebagai imbalannya, perwakilan setempat tersebut akan diberi hadiah hadiah, atau disuap dengan perjalanan yang dibayar biaya ke markas besar kelompok , sekali-kali.

Para rasul Kristus tidak dapat menawarkan suap semacam itu kepada siapa pun, karena mereka miskin. Oleh karena itu mereka melakukan pekerjaan yang sungguh-sungguh bagi Tuhan di negeri-negeri kafir. Oleh karena itu mereka melakukan pekerjaan yang sunguh-sungguh untuk Tuhan di negeri-negeri kafir.

(5) Devaluasi pembenaran oleh iman.

Tanda kelima dari kultusisme adalah bahwa ia meremehkan pembenaran melalui iman dan terlalu menekankan pembenaran melalui perbuatan.

Alkitab memang berbicara tentang perbuatan sebagai bukti iman kita ( Yakobus 2:24 ). Tetapi Alkitab juga mengajarkan bahwa "Tetapi kalau ada orang yang tidak berkerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran" ( Rom.4:5 ).

Bahaya di sini bukan hanya ketidakseimbangan, tetapi kesesatan - karena ketika satu kebenaran Alkitab dibawa secara berbeda, dengan mengesampingkan kebenaran Alkitab, itu bisa menjadi sesat. Dan selanjutnya lagi, jika kita memegang ajaran Alkitab, tetapi tidak pernah mengajarkannya di gereja kita, itu akan menjadi sama dengan kita tidak mempercayainya sama sekali. Untuk kebenaran yang tak terucapkan, seperti otot yang tidak terpakai, kehilangan fungsinya secara bertahap dan akhirnya hilang sama sekali dari gereja. "Kebenaran tidak terletak pada salah satu perbedaan atau yang lain. Apalagi terletak di tengah. Kebenaran tertetak pada kedua perbedaan yang disatukan."

Kita harus berhati-hati agar pengajaran kita bukan merupakan reaksi terhadap perbedaan yang telah dilakukan orang lain. Banyak pengkhotbah memang telah mengubah ajaran pembenaran oleh iman menjadi ijin untuk dosa. Tetapi itu seharusnya tidak membuat kita membuang kebenaran Kitab Suci ini, dan membuat perbedaan yang berlawanan dengan mengkhotbahkan pembenaran hanya dengan perbuatan saja.

Orang-orang percaya kultus, secara umum, berkhotbah tentang pembenaran hanya dengan perbuatan baik. Hindu dan semua agama juga melakukan itu. Jika seorang kultus percaya berbicara tentang Roma 4 ,itu akan menjadi bukti bahwa Roma 4 juga mengajarkan pembenaran melalui perbuatan!! Orang -orang percaya kultus biasanya meremehkan kebenaran "Kristus menjadi kebenaran kita" (1 Korintus 1:30 ), dan hanya menekankan pada "supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita" ( Rom.8:4 ).

Penganut kultus juga meremehkan darah Kristus dan tidak pernah berbicara banyak tentangnya, kecuali mungkin dengan cara yang gaib dan luar biasa . Lagu-lagu yang dinyanyikan di gereja mana pun biasanya merupakan indikasi yang baik dari kepercayaan utama gereja itu. Jika saudara melihat buku-buku nyanyian dari kelompok-kelompok pemujaan, saudara akan menemukan bahwa hampir tidak ada lagu di dalamnya tentang pengampunan dosa, atau tentang pembenaran oleh iman, atau tentang penyucian dosa oleh darah Yesus.

Darah tertumpah di kayu salib Kalvari, yang Yesus dan para rasul-Nya bicarakan ( Lukas 22:20 ; Efesus 2:13 ), dan yang akan kita nyanyikan selama sampai kekal di surga ( Wahyu 5:9 ), menemukan sedikit atau tidak ada tempat dalam buku-buku nyanyian kelompok-kelompok pemujaan.

Meskipun benar bahwa banyak penganut aliran sesat menjalani kehidupan yang sangat baik secara lahiriah, juga benar bahwa banyak orang di tengah-tengah mereka terbebani dengan beban berat yang dibebankan pada mereka oleh ajaran para pemimpin mereka. Banyak orang di tengah-tengah mereka terus-menerus tidak yakin apakah Tuhan senang dengan mereka atau tidak, dan akibatnya hidup di bawah rasa bersalah yang terus-menerus, dan kutukan terus-menerus dari setan, penuduh saudara-saudara. Tetapi kebanyakan dari orang-orang ini akan sangat enggan untuk mengakui masalah-masalah ini, jangan sampai mereka dijuluki sebagai orang yang tidak percaya dan tidak beriman.

Melalui melanggengkan perasaan bersalah seperti itulah para pemimpin kultus mempertahankan kendali mereka atas sebagian besar orang percaya dalam kelompok mereka. Oleh karena itu banyak khotbah dalam kelompok aliran sesat cenderung diarahkan untuk membuat orang merasa bersalah. Dan dalam banyak kasus rasa bersalah ini adalah hal yang tidak jelas, tanpa ada dosa khusus yang dikenali.

Meskipun ada banyak orang percaya yang berpikiran kuat dalam kelompok-kelompok seperti itu, yang mampu mengatasi perasaan-perasaan ini, orang-orang yang lebih lemah ditawan oleh Iblis. Ini adalah akibat langsung dari pengabaian pengajaran tentang pembenaran oleh iman.

(6) Kerahasiaan Tentang Kepercayaan

Tanda keenam dari kultusisme adalah kerahasiaan tentang kepercayyan.

Penganut kultus biasanya mengelak dalam menjawab, ketika ditanyai oleh penganut lain di luar kelompok mereka, tentang kepercayaan mereka yang tidak memiliki dasar Alkitabiah yang jelas.

Ketika mereka tidak dapat membuktikan salah satu ajaran mereka dari Kitab Suci, jawaban dasar mereka kepada setiap orang percaya yang mempertanyakannya selalu adalah, "Engkau memerlukan pengwahuan Roh Kudus"!! Dengan demikian mereka mengakui memiliki beberapa pengwahuan khusus dari Tuhan yang tidak diajarkan dalam Kitab Suci dan yang tidak dimiliki oleh orang percaya lainnya.

Orang-orang percaya yang kultus senang berbicara tentang 'rahasia' yang mereka akui telah 'dinampakkan kepada mereka oleh Roh', dan yang mereka katakan dinampakkan hanya kepada 'sepenuh hati' - dengan istilah yang mereka maksud tentu saja adalah mereka yang telah menerima pemimpin mereka dan bergabung dengan kelompok mereka!!!! Mereka tidak percaya bahwa ada orang percaya sepenuh hati di luar kelompok mereka sendiri. Dengan demikian mereka menarik orang-orang percaya yang penasaran untuk bergabung dengan "inti batin kaum atasan" dari mereka yang memiliki "terang tentang kebenaran".

Ada nafsu besar dalam daging untuk membayangkan bahwa seseorang adalah kesayangan Tuhan - salah satu dalam lingkaran-Nya - kepada siapa Tuhan menampakkan 'rahasia' rahasia yang tidak diketahui oleh orang percaya lainnya. Kultusisme melayani nafsu ini yang ditemukan dalam daging setiap orang.

Tapi apa kebenarannya? Kebenarannya adalah bahwa setiap rahasia Tuhan telah diungkapkan dengan jelas dalam Kitab Suci.

Efesus 3: 4-6 menjelaskan bahwa rahasia Kristus adalah rahasia hanya pada zaman Perjanjian Lama - bukan sekarang. Kolose 1:26 , 27 menyatakan bahwa Tuhan sekarang telah menyatakan rahasia itu kepada SEMUA orang-orang kudus-Nya. Tidak ada yang rahasia tentang rahasia apa pun sekarang - karena Perjanjian Baru telah membuat segalanya menjadi jelas. Namun penganut kultus akan membuat saudara percaya bahwa masih ada beberapa rahasia tersembunyi.

Dua rahasia besar yang disebutkan dalam Perjanjian Baru adalah mengenai ibadah dan gereja ( 1 Timotius 3:16 ; Efesus 5:32 ). Kedua rahasia ini dengan jelas ditulis dan diajarkan dalam Kitab Suci. Jika orang belum melihatnya, itu karena mereka belum membaca Kitab Suci dengan teliti, atau karena mereka terlalu sombong dan berprasangka buruk untuk mengubah pandangan mereka. Tetapi tentu saja tidak ada rahasia yang telah Tuhan ungkapkan secara diam-diam kepada siapa pun yang tidak diungkapkan dengan jelas dalam Kitab Suci. Waspadalah terhadap 'rahasia' yang terus-menerus dibicarakan oleh para pemuja.

(7) Tekanan Keseragaman

Tanda ketujuh dari kultusisme adalah bahwa ia menuntut keseragaman dari para penganutnya.

Penganut kultus merasa bahwa persatuan hanya bisa ada jika ada keseragaman juga. Mereka akan salah mengutip 1 Korintus 1:10 - "bahwa kalian semua setuju" ("bahwa kamu semua berbicara hal yang sama" - KJV) - untuk membuktikan maksud mereka. Bahkan selingan kecil dari norma yang diterima oleh karena itu tidak disukai. Mereka gagal untuk menyadari bahwa ayat itu berbicara tentang kesepakatan dalam roh, dan bukan kesepakatan dalam setiap perincianl kecil.

Penganut kultus tidak tahu bagaimana "menyambut dengan hangat kepada setiap saudara mana pun yang memiliki gagasan yang berbeda tentang apa yang benar dan salah" ( Roma 14:1 ). Sambutan hangat mereka hanya diperuntukkan bagi mereka yang setuju 100% dengan mereka. Faktanya, tidak ada tempat untuk pengajaran Roma 14 dalam kelompok-kelompok pemujaan , karena tidak ada tempat untuk keragaman di tengah-tengah mereka.

Segala sesuatu dalam kelompok kultus - termasuk contoh pertemuan - harus persis sesuai dengan cetakan yang ditemukan di markas besar kelompok. Banyak penganut kultus bahkan meniru perilaku budaya para pemimpin mereka!! Ada tekanan pokok-sadar yang diberikan terus-menerus pada anggota kelompok kultus untuk menyesuaikan diri dalam segala hal dengan pola yang ditetapkan oleh kantor pusatnya.

Semua orang percaya yang bersedia dituangkan ke dalam cetakan seperti zombie bodoh (orang yang tidak punya pikiran) atau robot, tanpa mengajukan pertanyaan apa pun, dianggap rendah hati dan sepenuh hati dan bagian dari 'orang-orang pilihan'. Yang lainnya dianggap sombong dan 'tanpa terang .

Kesetiaan kepada kelompok diperoleh dengan peringatan terselubung tentang akibat pemberontakan terhadap pemimpin. Kisah-kisah menakutkan diceritakan kepada anggota kelompok tentang "betapa buruknya " dengan mereka yang berani tidak setuju dengan para pemimpin kelompok. Orang percaya yang berpikiran lemah ini diteakn untuk menyesuaikan diri. Dengan demikian secara bertahap kehilangan kemampuan membedakan mereka dan menjadi diperbudak oleh kelompok. Yesus datang untuk membebaskan manusia. Tapi kultusisme memenjarakan orang. Banyak orang percaya perlu dibebaskan dari penjara yang telah dikurung oleh para pengkhotbah kultus.

Orang-orang Yahudi pada zaman Yesus adalah budak tidak hanya untuk dosa, tetapi juga untuk tradisi dan pendapat para pemimpin agama mereka. Yesus harus membebaskan mereka dari kedua perbudakan ini. Banyak orang yang menerima berita Yesus tentang kebebasan dari dosa, masih takut terhadap pemimpin agama mereka, dan karena itu tidak melepaskan diri dari "tradisi para penatua", bahkan di mana mereka melihat ini tidak sesuai dengan Firman Tuhan, jangan sampai mereka dikucilkan dari kelompok mereka

( Yohanes 12:42,43 ).

Kita melihat betapa kuatnya perbudakan terhadap pendapat para pemimpin agama, dari kenyataan bahwa bahkan setelah dua puluh tahun menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh, Petrus takut secara terbuka melepaskan diri dari tradisi Yahudi, karena takut menyinggung beberapa pemimpin Kristen Israel. Paulus, yang hanya seorang rasul muda pada waktu itu, adalah satu-satunya yang memiliki keberanian untuk menghadapi Petrus di depan umum pada kesempatan itu, dan untuk membongkar pengikut Petrus tentang "tradisi para penatua". Bahkan rasul lebih tua, Barnabas, tidak memiliki keberanian untuk melakukan itu ( Galatia 2:11-21 ).

Tuhan tidak menghendaki bahwa siapa pun harus menyesuaikan diri dengan bentuk atau teladan, di bawah tekanan, tanpa keyakinan pribadi. Satu-satunya ketaatan yang Tuhan minta, adalah ketaatan yang diberikan dengan riang dan cuma-cuma - karena "Tuhan mengasihi pemberi yang sukacita" - ketaatan dan juga uang

( 2 Kor.9:7 ). Dia benci paksaan.

Tuhan tidak pernah turut campur kehendak bebas kita. Dia selalu memberi kita kebebasan memilih - untuk menaati-Nya atau untuk tidak menaati-Nya - kebebasan yang sama yang Dia berikan kepada Adam dan Hawa di Eden. Karena Tuhan tahu bahwa hanya dalam suasana kebebasan yang sempurna itulah kekudusan sebenarnya dapat menghasilkan dan berkembang.

Kesucian yang tulus adalah kesucian yang disempurnakan dalam takut akan Tuhan dan bukan dalam takut akan manusia ( 2 Kor.7:1 ).

Ketaatan yang Tuhan inginkan adalah ketaatan yang didorong oleh kasih dan rasa syukur kepada-Nya, dan bukan oleh rasa takut akan penghakiman atau harapan akan upah. Semua ketaatan yang muncul dari tekanan untuk menyesuaikan diri dengan suatu bentuk, atau yang dilakukan untuk mendapatkan penerimaan dalam kelompok adalah pekerjaan mati. Itu tidak memiliki nilai di hadapan Tuhan. Itu hanya akan membuat saudara dihormati orang lain dalam kelompok saudara.

Dan di sinilah Tuhan akan menguji kita semua untuk melihat apa yang kita inginkan - persetujuan-Nya atau persetujuan dari sesama rekan seimain kita.

(8) Tetap Merdeka

"Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan ." ( Gal.5:1 ). Perjuangaan terbesar dalam kehidupan Kristen bukanlah perjuangaan melawan kemarahan atau melawan pikiran kotor. Ini adalah pertempuran melawan keinginan untuk mendapatkan persetujuan dari manusia. Di sinilah kita harus bertekad untuk hidup sendiri di hadapan Tuhan saja, jika kita ingin tetap bebas.

Anda dapat menjalani kehidupan yang baik, bahkan jika saudara memiliki sikap kultus. Tetapi engkau tidak akan pernah dapat memenuhi semua tujuan Tuhan untuk kehidupanmu di bumi dengan sikap seperti itu. Kerajaan Tuhan hanya dapat dimiliki oleh mereka yang melakukan kekerasan terhadap jeruji penjara yang telah didirikan di sekitar mereka oleh para pengkhotbah aliran sesat.

Kita harus membebaskan diri dari segala perbudakan terhadap pendapat manusia, dengan cara apa pun, jika kita ingin masuk ke dalam kebebasan mulia anak Tuhan. Dia yang memiliki telinga untuk mendengar, biarkan dia mendengar. Amin.

Hak Cipta - Zac Poonen. Tidak ada perubahan apa pun yang harus dilakukan pada konten artikel tanpa izin tertulis dari penulis.